Studi Temukan 4 dari 10 Warga Jabodetabek Alami Kesepian
Studi teranyar dari Health Collaborative Center (HCC) menemukan, 4 dari 10 orang yang tinggal di Jabodetabek mengalami kesepian derajat sedang.
Studi ini didapat dari jajak pendapat terhadap 1.226 responden. Sebagian partisipan telah menikah (82 persen), perantau (32 persen), dan tinggal bersama orang tua (47 persen).
Hasilnya, 44 persen atau sekitar 4 dari 10 warga Jabodetabek mengalami kesepian derajat sedang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari angka 44 persen yang ditemukan, sebagian besar di antaranya merupakan perantau, berusia muda di bawah 40 tahun, belum atau tidak menikah, dan perempuan.
Studi juga memperlihatkan, kesepian banyak dialami kelompok usia muda dan perempuan. Angkanya bahkan mencapai dua kali lipat dibandingkan yang lain.
Selain itu, studi juga menemukan bahwa ada lebih dari 600 orang yang tak sadar tengah mengalami kesepian.
Berikut detail hasil survei yang menemukan 44 persen orang yang tinggal di Jabodetabek mengalami kesepian:
- 52 persen perempuan mengalami kesepian sedang,
- 59 persen warga yang belum menikah mengalami kesepian sedang,
- 51 persen warga usia muda kurang dari 40 tahun mengalami kesepian sedang,
- 56 persen warga perantau mengalami kesepian sedang.
Kesepian sendiri tak lagi bisa dianggap main-main. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan telah menyamakan bahaya kesepian dengan merokok.
Dalam pernyataannya, WHO menyebut bahwa dampak kematian akibat kesepian kronis setara dengan merokok 15 batang sehari.
![]() |
American Psychological Association (APA) mendefinisikan kesepian sebagai rasa tidak nyaman atau kegelisahan karena merasa seorang diri. Tekanan emosional ini muncul saat seseorang tak merasakan keintiman atau koneksi batin.
Selain dapat memengaruhi kesehatan mental, kesepian juga dapat berpengaruh terhadap kesehatan fisik. Mengutip Everyday Health, sebuah meta-analisis yang diterbitkan pada 2020 lalu menemukan, orang yang terisolasi secara sosial mengalami peradangan yang lebih tinggi.
Lebih jauh lagi, sejumlah studi juga mengaitkan kesepian dengan risiko masalah kardiovaskular. Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Heartpada 2016 lalu menemukan, kesepian meningkatkan risiko serangan jantung (29 persen) dan stroke (32 persen).
Membuktikan apa yang dikatakan WHO, sejumlah studi juga menemukan kesepian berdampak pada risiko kematian dini yang meningkat sekitar 26-29 persen.
(责任编辑:综合)
- Mengenal Saraf Kejepit yang Berbahaya Tapi Sering Disepelekan
- Ini 6 Kombinasi Makanan yang Bisa Usir Perut Buncit
- Terindikasi Fasilitasi Judi Online, Menkominfo Budi Arie Beri Teguran Keras Kepada 5 E
- Resep Hidup Bahagia Orang Finlandia, Selalu Positive Thinking
- Terlibat Kasus Judi Online, 11 Pegawai Kementerian Komdigi Resmi Dinonaktifkan
- Kebiasaan yang Membuat Sering Sakit, Gigit Kuku dan Kurang Minum
- Link dan Cara Daftar PPPK Kemenag 2024, Dibuka Hari ini 22 Oktober
- Tragis, Turis Tewas di Depan Kekasihnya Usai Tertimpa Patung di Italia
- 45 Contoh Soal SKB CPNS Kemenag 2024 Lengkap Kunci Jawaban, Panduan Belajar Agar Lolos Tes
- Siapa yang Pertama Kali Mengadakan Peringatan Maulid Nabi?
- Saran Resepsionis untuk Tamu Hotel: Jangan Terlambat Saat Check In
- Erick Thohir Berencana Hapus Tagih Kredit Macet Pelaku UMKM di Bank BUMN
- 7 Rekomendasi Taman di Jakarta Pusat untuk Bersantai di Akhir Pekan
- Mengenal Pesawat dengan Bentuk Aneh Mirip Ikan Paus, Airbus BelugaXL
- ZARA Copot Iklan yang Dikecam Gegara Dinilai Hina Derita Warga Gaza
- Kalau Mobil Kita Pasrah Aja, Sudah Kerendem Sampai Kap Mesin
- Bantah Isu Mundur, Ray Dalio Tegaskan Komitmen terhadap Danantara Indonesia
- Pramugari Ungkap Hal Teraneh yang Pernah Tertinggal di Pesawat: Bayi
- Kemendiktisaintek Tegaskan Tukin Dosen ASN 2020
- VIDEO: Demam Shogun, Turis Ramai