Kata Psikolog soal Viral Bocah 4 Tahun Tunangan di Madura

热点 2025-05-31 04:30:39 88953
Jakarta,quickq下载苹果 CNN Indonesia--

Sebuah video pertunangan bocahusia 4 tahun di Sampang, Madura viral di media sosial.

Kata Psikolog soal Viral Bocah 4 Tahun Tunangan di Madura

Video memperlihatkan si bocah sedang menjalani prosesi pertunangan dengan bocah lainnya yang berusia 5 tahun. Acara tunangan pun digelar besar-besaran.

Pertunangan sendiri umumnya dilakukan oleh orang dewasa yang telah siap melangkah ke jenjang pernikahan. Tunangan yang diikuti anak kecil tentu menjadi sorotan karena dinilai tak lazim.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pilihan Redaksi
  • Bom Waktu Pernikahan Dini: Kemiskinan Ekstrem dan Nasib Indonesia 2045
  • Angka Pernikahan di Surabaya Terus Menurun, Apa Sebabnya?
  • Viral Bocah 4 Tahun di Madura Tunangan, Ini Penjelasan Orang Tua

"Jika kita menarik ke psikologis, tentu saja [pertunangan anak di bawah umur] ini tidak bisa dibenarkan," kata Mira saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (23/4).

Pertunangan, kata Mira, paling cepat bisa dilakukan saat seseorang memasuki usia remaja atau ketika mereka sudah matang secara psikologis.

Pertunangan sejak kecil akan mengganggu banyak hal dalam kehidupan anak-anak. Utamanya, lanjut Mira, berkaitan dengan kemampuan mereka untuk bis mengembangkan relasi alami agar mencapai kematangan berhubungan.

"Ya, sebaiknya tidak dilakukan, karena memang bisa mengganggu perkembangan anak dalam melihat relasi antar-manusia. Karena sudah terikat, anak ini jadi terkungkung secara psikologis," kata dia.

Keinginan orang tua yang dipaksakan

Ilustrasi kekerasan terhadap anakIlustrasi. Sebuah video yang memperlihatkan tunangan bocah 4 tahun di Madura viral di media sosial. (iStock/nicoletaionescu)

Hajat gede-gedean ketika menggelar tunangan anak di bawah umur sudah pasti hanya keinginan orang tua semata. Menurut Mira, tidak ada anak yang benar-benar paham konsep tunangan yang mereka jalani.

Kata dia, banyak orang tua yang tidak paham mana kebutuhan anak, maka yang hanya keinginan orang tua. Mira juga tak yakin kedua anak yang bertunangan ini telah saling mengenal dekat atau saling suka ketika beranjak dewasa kelak.

Dengan kata lain, mereka 'dipaksa' terikat padahal belum tentu mau bersama.

"Intinya orang tua gagal memisahkan batasan antara dirinya dengan anaknya, apalagi ketika anak masih jauh di bawah umur, orang tuanya ga sabaran, anaknya menjadi korban," kata dia.

Orang tua harusnya ikut andil dalam membentuk psikologis anak yang sehat. Memperhatikan dan mengembangkan apa yang jadi prioritas anak, alih-alih ikut campur bahkan 'memaksakan' pertunangan dan jodoh sejak anak masih kecil.

(tst/asr)
本文地址:http://www.quickq-ws.com/news/23a599414.html
版权声明

本文仅代表作者观点,不代表本站立场。
本文系作者授权发表,未经许可,不得转载。

全站热门

Mengenal Braille dan Manfaatnya, Penerang bagi Hidup Tunanetra

Palak Sopir Truk di Tanjung Priok, Dua Pria Diamankan Polisi

Panen Raya di 30 Lokasi di Jakarta Barat Hasilkan Ratusan Kilogram Ikan dan Sayuran

Erick Thohir Cek Harga Tiket Pesawat Didampingi Raffi Ahmad

FOTO: Rayakan Tahun Baru dengan Wine Soda dari Anggur Langka Turki

Akibat Hujan dan Luapan Kali Angke, 2 RT di Jakbar Masih Terendam Banjir Hampir 1 Meter

Pemandu Wisata Ancam Usir Turis dari Bus jika Tak Beli Suvenir Mahal

Bikin Dermaga Baru Mulai 2027, Pemprov DKI Bakal Alihkan Pelabuhan Kapal Wisata ke PIK

友情链接